Cari Blog Ini

Senin, 03 Januari 2011

Kamis, 04 November 2010

TANAMAN COKLAT ( CACAO ) DAN KEGUNAANNYA

I. TANAMAN COKLAT (Theobroma cacao)

Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.

KLASIFIKASI

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae (Sterculiaceae)

Genus: Theobroma

Spesies: Theobroma cacao

Jenis-jenis komoditi

Buah dari tiga hibrida kakao yang berbeda seri "Djatiroenggo" (DR).

Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi dua kelompok besar: kakao mulia ("edel cacao") dan kakao curah ("bulk cacao").

Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri dan berasal dari tipe Criollo.


Buah Cacao criollo

Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari varietas-varietas yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya.

Botani

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10 m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.

Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.

Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.

Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.

Ekno botani

Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari. Selain itu juga, dapat dibuat bubuk kopi dan bahan baku pembuat Coklat atau dengan cara meleburkan serbuk biji coklat yg sudah digerus. Kemudian Mengelolanya menjadi Coklat yang siap digunakan untuk dimakan.maupun kebutuhan lain seperti lulur-luluran bagi para wanita.

Negara Penghasil Kakao

Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah (data tahun panen 2005)

  1. Pantai Gading (38%)
  2. Ghana (19%)
  3. Indonesia (13%, sebagian besar kakao curah)
  4. Nigeria (5%)
  5. Brasil (5%)
  6. Kamerun (5%)
  7. Ekuador (4%)
  8. Malaysia (1%)

Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya.

2. Alasan saya menyukai Tumbuhan ini adalah :

Pertama saya memiliki ladang / Bercocok tanam Tumbuhan ini karena tumbuhan ini memiliki nilai kualitas ekonomi yang cukup tinggi, Disamping itu tumbuhan ini juga menyegarkan udara disekitar rumah saya.

Cacao ini adalah jenis tanaman yang mudah dirawat tidak perlu membutuhkan banyak biaya, sementara ini jenis tanaman ini juga hanya dapat tumbuh 10 meter diatas permukaan tanah, dan juga dapat berfungsi sebagai Reservoar alam dalam ekologi. Dan dalam kesehariannya juga dapat berfungsi sebagai penahan kualitas tanah agar tanaha tidak memiliki kualitas rendah. Memberikan hidup juga pada hewan dan tumbuhan lainnya. Dan dalam ekonomi berfungsi juga sebagai Pendukung komoditas perdagangan.

Kakao juga sebagai komoditas perdagangan, biasanya dibedakan menjadi dua kelompok besar: kakao mulia (”edel cacao”) dan kakao curah (”bulk cacao”).

Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan “DR” (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri.

Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari varietas-varietas yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya.

PERISTIWA YANG TERJADI DALAM SEL

PERISTIWA DALAM SEL

Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.

Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil.

Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil karena dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.


A. Plasmolisis

Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.

B. Deplasmolisis
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan melekat kembali pada dinding sel

C. Krenasi
Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya sel akan mengecil dan mengerut.

D. Lisis
Lisis artinya hancurnya sel karena robeknya membran plasma. Peristiwa ini terjadi karena proses osmosis. Sel yang mempunyai sitoplasma pekat bila berada dalam kondisi hipotonk akan kemasukan air hingga tekanan osmosis dalam sel akan menjadi tinggi. Keadaan demikian akan memecah sel tersebut.

HIPOTONIK

Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.

HIPERTONIK

Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.

Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.

ISOTONIK

Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.

Hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama)

Hemolisis

Kerusakan sel darah merah. A normal occurrence, chiefly in the blood sinuses of the spleen , when the cells are ageing after 3-4 months in circulation, but it can happen abnormally in the circulating blood, causing haemolytic anaemia . Sebuah kejadian biasa, terutama di dalam sinus darah limpa , saat sel sudah tua setelah 3-4 bulan beredar, namun dapat terjadi normal dalam sirkulasi darah, menyebabkan anemia hemolitik. In either case, the cells become more fragile than normal, disintegrate, and shed their contents. Dalam kedua kasus, sel menjadi lebih rentan daripada biasanya, hancur, dan mencurahkan isinya. Normally the haemoglobin is broken down and recycled, so its iron is not lost. Biasanya hemoglobin dipecah dan daur ulang, jadi besinya tidak hilang. When free haemoglobin is released in the plasma, some products are retained, but excessive amounts are excreted from the kidneys ( haemoglobinuria ). Ketika hemoglobin bebas dilepaskan dalam plasma, beberapa produk dipertahankan, tapi jumlah berlebihan diekskresikan dari ginjal (haemoglobinuria). Fragility of cells in a blood sample can be assessed by placing them in a series of salt solutions of progressively lower osmolality than the blood itself, which causes them to swell, and finding the osmolality at which they burst. Kerapuhan sel dalam sampel darah dapat dinilai dengan menempatkan mereka dalam serangkaian solusi garam osmolalitas semakin lebih rendah dari darah itu sendiri, yang menyebabkan mereka membengkak, dan menemukan osmolalitas di mana mereka meledak.

Disintegrasi sel darah merah. Membran sel pecah, mengeluarkan isinya, termasuk hemoglobin.. hemolisis dapat menyebabkan anemia.. Hemolisis dapat hasil dari trauma fisik ke kapiler, misalnya, ketika kaki berulang kali menyentuh tanah selama lari jarak jauh (kondisi yang dikenal sebagai hemolisis exertional atau kaki-strike hemolisis)

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).

Jumat, 17 September 2010

FISIKA UMUM II

I. JUDUL RISET

MENGUJI HUKUM II NEWTON DENGAN GEROBAK SAMPAH YANG TERBUAT DARI KAYU DAN TERBUAT DARI BESI

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah sebenarnya yang menyebabkan suatu benda itu dapat bergerak ?

2. Bagaimana hubungan antara percepatan dan gaya ?

3. Apa yang terjadi saat kita mendorong suatu gerobak sampah yang terbuat dari kayu ?

4. Dan apa pula yang terjadi saat kita mendorong suatu gerobak sampah yang terbuat dari besi ?

III. KAJIAN TEORI

HUKUM II NEWTON

Hukum gerak newton adalah hukum sains yang ditemukan oleh isaac Newton yang membahas mengenai sifat gerak benda. Hukum - hukum ini adalah dasar dari mekanika klasik.

Newton pertama kali mengumumkan hukum ini dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687) dan menggunakannya untuk membuktikan banyak hasil mengenai gerak objek. Dalam volume ke tiga (textnya), dia menunjukkan bagaimana, menggabungkan hukum gravitasi universal, hukum gerak dapat menjelaskan hukum gerak planet kepler.

yang menyebabkan sebuah benda bergerak atau berhenti adalah energi. Energi diperlukan untuk mengerjakan gaya pada benda. Kemudian gaya akan mempengaruhi gerakan benda.
Penyebab benda bergerak ialah energi. Gaya hanya akan mempengaruhi gerak benda.

Suatu benda yang sedang diam tidak akan pernah melakukan gerak perpindahan dari posisi yang lain dengan sendirinya. Suatu gaya baik sebuah tarikan atau dorongan yang diberikan pada benda yang dalam keadaan diam oleh benda lain.


Ada beberapa pengaruh gaya pada benda bila gaya bekerja pada suatu benda maka :

1. Gaya akan mengubah kecepatan benda dari diam menjadi bergerak, dari bergerak lalu berhenti.

2. Gaya dapat merubah arah gerak benda.

3. Gaya dapat mengubah bentuk benda.

Gaya merupakan besaran vektor karena mempunyai besar atau nilai dan mempunyai arah. biasanya gaya adalah hasil kali antara massa ( m ) dengan percepatan benda ( a ). satuan untuk gaya adalah newton ( N ).

Basar dan arah gaya bergantung kepada macam sistem dan lingkungan, yang sedang ditinjau dan diungkapkan lewat hukum gaya. Hukum gaya ini membentuk sesuatu yang khas bagi sebuah sistem dan lingkungannya. Gaya merupakan sesuatu yang hanya dapat diketahui jika dilihat.

Hukum II newton membicarakan hubungan antara gaya yang bekerja pada sebuah benda dan percepatan yang ditumbulkan oleh gaya tersebut.

Hukum newton II menyatakan :

"Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda".

Secara matematis dapat dirumuskan :

∑F = m . a

Dimana ;


m adalah massa benda dan a adalah (vektor) percepatannya.

Jika persamaan di atas ditulis dalam bentuk a = F/m, tampak bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya dan arahnya sejajar dengan gaya tersebut. Tampak juga bahwa percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.

IV. RUMUSAN HIPOTESIS

1. Yang menyebabkan suatu benda dapat bergerak adalah karena adanya tarikan, dorongan, lemparan, sentuhan, atau sering kita sebut sebagai gaya yang diberikan oleh benda lain terhadap benda tersebut, sehingga benda tersebut yang dikenai atau diberikan gaya mengalami pergerakan atau perpindahan.

Selain itu pula, Energi juga diperlukan untuk mengerjakan gaya pada benda.

Kemudian gaya akan mempengaruhi gerakan benda. Karena Gaya yang hanya akan mempengaruhi gerak benda saja.

2. Hubungan antara gaya dan percepatan adalah :

Gaya merupakan besaran vektor karena mempunyai besar atau nilai dan mempunyai arah. Dan biasanya gaya ( F ) adalah hasil kali antara massa ( m ) dengan percepatan benda ( a ).

Atau dapat dituliskan :

F = m . a ,

Sedangkan percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu .

Atau dapat dituliskan :

a = ,

Jadi, hubungan antara gaya dan percepatan adalah gaya berbanding lurus dengan percepatan, semakin besar percepatan yang timbul maka semakin besar juga gaya yang diberikan.

3. Yang terjadi saat kita mendorong suatu gerobak sampah yang terbuat dari kayu adalah gerobak tersebut akan bergerak dan mengalami pergeseran atau perpindahan karena gaya yang kita berikan. Namun kita tidak harus kesulitan hingga memberikan gaya yang lebih besar, karena massa benda tersebut tidak terlalu besar.

4. Yang terjadi saat kita mendorong suatu gerobak sampah yang terbuat dari besi adalah gerobak tersebut juga akan bergerak dan mengalami pergeseran atau perpindahan karena gaya yang kita berikan. Namun gaya yang kita berikan kepada gerobak besi tersebut, harus berbeda dengan gaya yang kita berikan kepada gerobak kayu pertama, bahkan gaya yang harus kita berikan 2 kali lipat dari gaya yang kita berikan pada gerobak kayu. karena massanya sudah lebih besar lagi dan butuh membutuhkan juga energy yang besar.

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :

Nama Alat

Jumlah

1. Tali

1 Buah

2. Alat-alat Tulis (pulpen,pensil,)

1 Buah

3. Balok

1 Buah

4. Stopwatch

1 Buah

b. Bahan :

Nama Bahan

Jumlah

1. Gerobak sampah terbuat dari kayu

1 Buah

2. Gerobak sampah terbuat dari besi

1 Buah

3. Sarung tangan

1 Pasang

4. Roda dengan gerobak

1 Pasang

5. Sampah

Secukupnya

VI. PROSEDUR KEGIATAN

1. Mendorong gerobak sampah yang terbuat dari kayu :

1. Praktikan menyediakan alat dan bahan.

2. Praktikan meletakkan dan merakit suatu gerobak yang dibuat dari kayu dan setelah jadi, praktikan boleh mengisinya dengan sampah.

3. Praktikan mendorong gerobak tersebut selama 30 detik. Dan usahakan mendorong dengan gaya yang tetap. Setelah selesai diamkan gerobak tersebut.

4. Praktikan mengulangi kembali mendorong gerobak yang sudah diam tadi. Dan kemudian sekarang mendorongnya dengan gaya yang lebih besar lagi selama 30 detik.

5. Setelah selesai mempraktikkannya praktikan mengamati apa yang terjadi pada gerobak tersebut namun jangan lupa menghitung perbedaan kecepatannya.

2. Mendorong gerobak sampah yang terbuat dari besi :

1. Praktikan menyediakan alat dan bahan.

2. Praktikan meletakkan dan merakit suatu gerobak yang dibuat dari besi dan setelah jadi, praktikan boleh mengisinya dengan sampah.

3. Praktikan mendorong gerobak tersebut selama 30 detik. Dan usahakan mendorong dengan gaya yang tetap untuk pertama kali. Setelah selesai diamkan gerobak tersebut.

4. Praktikan mengulangi kembali mendorong gerobak yang sudah diam tadi. Dan kemudian sekarang mendorongnya dengan gaya yang lebih besar lagi selama 30 detik.

5. Setelah selesai mempraktikkannya praktikan mengamati apa yang terjadi pada gerobak tersebut namun jangan lupa menghitung perbedaan kecepatannya. Apakah sama percepatan yang dihasilkan dengan percobaan mendorong gerobak yang terbuat dari kayu tersebut.

VII. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Mendorong gerobak sampah yang terbuat dari kayu :

Data percobaan :

Pada mulanya gerobak diberikan gaya dengan gaya yang tetap.

Dik : Massa ( m )gerobak tersebut 50 kg

Waktu ( t ) selama mendorong gerobak adalah 30 s

Kecepatan ( v ) awal gerobak adalah 4 km/jam atau atau 4000m/s

Jarak ( s ) yang sudah ditempuh 50 meter

Dit :

Apakah besar kecepatan benda akan sama dengan kecepatan awal gerobak didorong? Jika diberikan 2 kali gaya semula ? Dan akan berapakah besar gaya untuk gerobak tersebut jika sudah diberikan 2 kali gaya semula?

Penyelesaian :

Besar kecepatan gerobak tentu tidak akan sama dengan kecepatan awal gerobak di dorong.dengan yang diberikan gaya 2 kali lebih bear dari semula.

Besar Gaya untuk gerobak tersebut jika sudah diiberikan 2 kali gaya semula adalah :

F = m. a

= m .

= 50.

= 6666,66 N

Jadi, Besar Gaya untuk gerobak tersebut jika sudah diiberikan 2 kali gaya semula adalah 2 . 6666,66 = 13333,33N

2. Mendorong gerobak sampah yang terbuat dari besi

Data percobaan :

Pada mulanya gerobak diberikan gaya dengan gaya yang tetap.

Dik : Massa ( m )gerobak tersebut 50 kg

Waktu ( t ) selama mendorong gerobak adalah 30 s

Jarak ( s ) yang sudah ditempuh 50 meter

Dit :

Apakah besar kecepatan benda akan sama dengan kecepatan awal gerobak didorong? Jika diberikan 2 kali gaya semula ? Dan akan berapakah kecepatan gerobak tersebut ?

Penyelesaian :

Besar kecepatan gerobak tentu tidak akan sama dengan kecepatan awal gerobak di dorong.dengan yang diberikan gaya 2 kali lebih bear dari semula.

Besar kecepatan gerobak tersebut adalah :

V =

V =

V = 1,666 m/s

Jadi, Besar kecepatan gerobak tersebut adalah 1,666 m/s.

VIII. PEMBAHASAN HASIL DAN KESIMPULAN

Dari hasil proyek ( Riset Mini ) di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Suatu benda dapat bergerak karena adanya suatu tarikan, dorongan, lemparan, sentuhan, tendangan atau sering kita sebut sebagai gaya yang diberikan oleh benda lain terhadap benda tersebut, sehingga benda tersebut yang dikenai atau diberikan gaya mengalami pergerakan atau perpindahan.

Selain itu pula, Energi juga diperlukan untuk mengerjakan gaya pada benda.

Kemudian gaya akan mempengaruhi gerakan benda. Karena Gaya yang hanya akan mempengaruhi gerak benda saja.

2. Gaya dengan percepatan sangat berhubungan erat, semakin besar gaya maka akan semakin besar juga percepatan yang di hasilkan.

Gaya merupakan besaran vektor karena mempunyai besar atau nilai dan mempunyai arah. Dan biasanya gaya ( F ) adalah hasil kali antara massa ( m ) dengan percepatan benda ( a ).

Atau dapat dituliskan :

F = m . a ,

Sedangkan percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu .

Atau dapat dituliskan :

a = ,

3. Jadi, hubungan antara gaya dan percepatan adalah gaya berbanding lurus dengan percepatan, semakin besar percepatan yang timbul maka semakin besar juga gaya yang diberikan.

4. "Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda".

5. Benda akan tetap diam jika tidak diberikan gaya, dan Hukum II Newton berhasil dibuktikan. bahwa suatu percepatan akan bergantung kepada gaya yang diberikan.